Gua Sunyaragi atau Taman Sari Sunyaragi merupakan sebuah situs bersejarah di Kota Cirebon, nama “Sunyaragi” berasal dari kata “sunya” yang artinya sepi dan “ragi” yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Gua Sunyaragi merupakan tempat bagi para raja untuk bermeditasi, menenangkan atau mengendalikan raga. Gua unik ini terbentuk dari susunan batu dan memang terlihat mirip dengan gua batu alami padahal gua ini adalah hasil karya tangan manusia.
Baca Juga : Asal Usul Keraton Cirebon Kota Para Wali
Sejarah Gua Sunyaragi
Konon sejarahnya pembuatan Gua Sunyaragi yang diprakarsai oleh Pangeran Emas Zaenul Arifin atau Panembahan Ratu Pertama ini dibuat selama tiga periode di awal abad ke-18. Dahulu gua ini dipercaya sebagai tempat Sultan Cirebon dan keluarganya mencari ketenangan. Tahun 1852, taman ini sempat diperbaiki karena pada tahun 1787 rusak akibat perang. Saat perang itu taman ini digunakan sebagai benteng pertahanan. Pemugaran terakhir dilakukan pemerintah RI, yang memugar Taman sari secara keseluruhan dari tahun 1976 hingga 1984. Sejak itu tak ada lagi aktivitas pemeliharaan besar pada kompleks ini.
Mitos Yang Beredar di Gua Sunyaragi
Ada sebuah mitos yang cukup terkenal dari Gua bersejarah satu ini mengenai jodoh. Konon katanya para perawan yang hingga kini belum menemukan tambatan hatinya, dilarang untuk menyentuh salah satu patung batu yang diberi nama Perawan Sunti. Karena apabila dilanggar, dipercaya semakin sulit menemukan jodohnya. Tapi tenang jika tidak sengaja menyentuhnya, Anda bisa disangkal dengan berjalan masuk ke Gua Kelanggengan yang berada tidak jauh dari pohon lengkeng. Konon disitu juga siapapun yang masuk ke Gua Kelanggengan tersebut akan enteng jodohnya. Jika sudah memiliki jodoh, dipercaya juga langgeng terus cintanya. Tapi pada saat musim hujan, Gua Kelanggengan ini tidak dapat dimasuki dikarenakan tergenang air.
Keunikan Gua Sunyaragi
Gaya arsitektur gua Sunyaragi merupakan perpaduan antara gaya Indonesia klasik dengan cina, hindu dan Tionghoa, islam, gaya timur tengah dan Eropa. Wow terlihat sangat unik ternyata percampuran antar negara yang berbeda.
Beberapa bangunan berbentuk joglo ini yang terlihat seperti gaya Indonesia klasik atau Hindu. Sedangkan gaya Cina nampak pada ukiran bunga seperti bentuk bunga persik, bunga teratai dan bunga matahari. Dulu kala gua Sunyaragi ada beberapa ornamen keramik yang ditempatkan di beberapa spot. Hanya saja kini keramik-keramik tersebut sudah lama hilang atau rusak sehingga tak diketahui corak aslinya.
Di sana pun ada kuburan Cina, kuburan itu bukan kuburan dari seseorang keturunan Cina, melainkan berupa monumen tempat berdoa saja. Tempat berdoa para pengiring dan pengawal putri Cina.
Gua Sunyaragi pun dilengkapi pola-pola arsitektur bergaya islam atau timur tengah misal relung-relung pada dinding bangunan, terdapat tempat wudu atau orang di sana menyebutnya pawudlon, terus terdapat tanda-tanda arah kiblat pada tempat sholat dan terakhir juga ada bangunan bangsal Jinem menyerupai Kabah.
Lantaran dibangun sejak zaman kolonial Belanda sehingga gaya arsitektur Belanda atau Eropa turut berpengaruh terhadap keberadaan bangunan wisata. Jika mau bukti di sana terdapat jendela yang terdapat pada bangunan Kaputren. Lalu bentuk tangga berputar pada gua Arga Jumut dan bentuk gedung Pesanggrahan.
Ternyata Gua Sunyaragi memiliki 12 bagian dan di setiap bagiannya memiliki fungsinya tersendi untuk para pembesar keraton dan prajuritnya bertapa untuk meningkatkan ilmu Kanuragan.
Bangsal Jinem adalah tempat Sultan memberi wejangan sekaligus melihat prajurit yang sedang c berlatih.
Gua Pengawal yaitu sebagai tempat berkumpulnya semua pengawal Sultan.
Komplek Mande Kemasan (sebagian telah hancur).
Gua Pandekemasang digunakan sebagai tempat membuat senjata-senjata tajam.
Gua Simanyang digunakan sebagai tempat pos penjagaan.
Gua Langse sebagai tempat untuk bersantai.
Gua Peteng sebagai tempat nyepi untuk melatih kekebalan tubuh.
Gua Arga Jumud sebagai tempat orang penting keraton.
Gua Padang Ati digunakan sebagai tempat bersemedi.
Gua Kelanggengan digunakan untuk tempat bersemedi agar langgeng jabatannya.
Gua Lawa merupakan tempat berkumpulnya para kelelawar.
Gua Pawon sebagai ruangan dapur dan penyimpanan makanan.
Harga Tiket Masuk dan Waktu Operasional
Senin-Minggu Rp10.000
Tiket Wahana Rp10.000 – Rp20.000
Senin – Jumat 08.00 – 17.00
Akhir Pekan 08.00 – 18.00
Daya tarik wisata sejarah Cirebon tak pernah membuat bosan wisatawan yang berkunjung ke Cirebon. Selain destinasi Anda juga harus menyiapkan transportasi untuk city tour di Cirebon. Maka dari itu sewa mobil Cirebon juga penting sebagai akomodasi wisatawan dari luar kota mau pun wisatawan lokal. Jika Anda ingin berkunjung ke Cirebon atau bahkan wisatawan lokal ingin menikmati pesona kota Cirebon dengan berkeliling wisata yang ada di kota Cirebon, Anda bisa menggunakan jasa sewa mobil Cirebon Orange Rent Car. Menyediakan berbagai jenis armada dengan harga yang terjangkau. Jika Anda butuh sewa mobil Cirebon dan sekitarnya, ingat selalu Orent Transport!
Informasi :
Call : (0231) 830 3653
WhatsApp : 0811 220 2121
Email : marketing@nabatransport.com
Follow US
- Instagram : @orent.transport
- Facebook : Orent Transport